Minggu, 02 Desember 2018

FRAMEWORK COSO, TICKIT, BCBS


COSO
Coso merupakan singkatan dari comitee of sponsoring Organization of treadway comiision. Yaitu suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada tahun 1985. COSO merupakan model pengealian internal yang banyak digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk mengevaluasi dan mengembangkan pengendalian internal.
Struktur pengendalian internal COSO dikenal sebagai kerangka kerja pengendalian internal yang terintegrasi dan memiliki lima komponen yang saling berhubungan. Komponen ini didapat dari cara manajemen dalam menjalankan bisnisnya dan terintegrasi dengan proses manajemen. Komponen pengendalian COSO anata lain meliputi :

1. Lingkup Pengendalian
Tindakan atau kebijakan manajemen yang mencerminkan sikap manajemen ppuncak secara keseluruhan dalam pengendalian manajemen.
2. Penilaian Risiko
Tindakan manajemen untuk mengindentifikasi dan menganalisis risko-risiko yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan dan perusahaan secara umum.
3. Aktivitas pengendalian
kebijakan dan prosedur, selain yang sudah termasuk dalam empat komponen lainnya yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk mangani risiko guna mencapai tujuan entitas.
4. Informasi dan komunikasi
Tindakan untuk mencatat, memproses dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga akuntabilitas.
5. pemantauan
Penilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan maupun periodik untuk memastikan pengendalian internal telah berjalan dan telah dilakukan penyesuaian yang diperlulan seusai kondisi yang ada.
Penggunaan COSO
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengunaan coso adalah dewan komisaris, manajemen, dan pihak-pihak lainnya yang mendukung pencapaian tujuan organisasi. Manajemen bertanggung jawab atas penetepan, penjagaan, dan pengawasan sistem pengendalian intern. COSO mengasumsikan bahwa entitas telah menetapkan sendiri dari tujuan aktivitas operasinya, namun COSO mengidentifikasi tiga tujuan utama dari entitas, yaitu :

a. Efektivitas dan efisiensi operasi
b. Laporan Keuangan yang andal
c. Kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku

Tujuan pada setiap komponen COSO adalah:
1. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari pihak-pihak yang ada dalam organisasi tersebut.
2. dalam penaksiran risiko untuk mencapai tujuan yaitu membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
3. Aktivitas pengendalian untuk menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan dan membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulagi risiko dalam pencapaian tujuan entitas
4. perlunya untuk mengakses informasi dari dalam dan luar. Mengembangkan staregi yang potensial dan sistem terintegrasi. Serta perlunya data yang berkualitas. Sedangkan komunikasi berfokus kepada menyampaikan permasalahan pengendalian intern, dan mengumpulkan informasi pesaing.
5. Pemantauan menentukan kualiatas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu, metode yang digunakan oleh entitas untuk mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan persyaratan hukum dan peraturan.
Fokus Utama COSO adalah :

a) Fokus pengguna utama adalah manajemen
b) Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses secara umum.
c) Tujuan yang ingin dicapai adalah pengoperasian sistem yang efektif dan efisien serta pelaporan laporan keuangan yang andal.
d) Komponen yang dituju adalah pengendalian atas lingkungan, manejemen risiko, pengawasan serta pengendalian atas aktivitas informasi dan komunikasi.
e) Peranggungjawaban atas sistem pengendalian ditujukan kepada manajemen.

TICKIT
TickIT adalah program sertifikasi untuk perusahaan dalam pengembangan perangkat lunak dan industri komputer, yang didukung terutama oleh Inggris dan industri Swedia melalui UKAS dan SWEDAC masing-masing. Tujuan umumnya adalah untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak.

Selain tujuan umum untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak, salah satu prinsip dari TickIT adalah untuk meningkatkan dan mengatur perilaku auditor yang bekerja di sektor teknologi informasi melalui pelatihan, dan sertifikasi auditor berikutnya. Daftar Internasional Auditor Bersertifikat mengelola skema pendaftaran untuk auditor TickIT.
Organisasi pengembangan perangkat lunak yang meminta Sertifikasi TickIT diminta untuk menunjukkan kesesuaian dengan ISO 9000.
Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan industri dengan kerangka kerja praktis untuk manajemen kualitas pengembangan perangkat lunak dengan mengembangkan prosedur sertifikasi sistem manajemen mutu yang lebih efektif. Ini termasuk:
 1.   menerbitkan materi panduan untuk membantu organisasi perangkat lunak menafsirkan persyaratan ISO 9001
2.  pelatihan, memilih dan mendaftarkan auditor dengan pengalaman dan kompetensi TI, dan
3.  memperkenalkan aturan untuk akreditasi lembaga sertifikasi yang berlatih di sektor perangkat lunak
TickIT berkenan dengan dan untuk industri TI dan termasuk panduan praktis untuk pengembangan perangkat lunak dan layanan; sebagai status subtitle Tick IT guide; menggunakan ISO 9001: 2000 untuk konstruksi sistem kualitas perangkat lunak, cetifikasi dan peningkatan berkelanjutan. Unsur utama ickIT adalah skema untuk sertifikasi sistem manajemen kualitas perangkat lunak organisasi untuk ISO 9001. TickIT sepenuhnya dijelaskan dalam panduan publik yang berisi komentar rinci tentang cara menerapkan ISO 9001: 2000 ke perangkat lunak
Sertifikasi TickIT relevan di mana perangkat lunak dikembangkan dan perangkat lunak dimasukkan ke dalam produk atau layanan yang dikirimkan organisasi.
beberapa contoh di mana TickIT digunakan adalah:
1. pengembangan produk perangkat lunak, apakah softare aplikasi, perangkat lunak sistem atau perangkat lunak tertanam
2. pengiriman sistem / produk di mana perangkat lunak hanya merupakan bagian dari produk yang disertakan
3. pengembangan perangkat lunak internal untuk sistem administrasi organisasi
4. manajemen fasilitas dan / atau layanan operasi komputer di mana pengembangan perangkat lunak adalah bagian dari kontrak
5. layanan replikasi perangkat lunak


Basel Committee on Banking Supervision (BCBS)
adalah komite otoritas pengawas perbankan yang didirikan oleh gubernur bank sentral dari Kelompok Sepuluh negara pada tahun 1974. menyediakan forum untuk kerja sama reguler dalam hal pengawasan perbankan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang isu-isu pengawasan utama dan meningkatkan kualitas pengawasan perbankan di seluruh dunia. Komite membingkai pedoman dan standar di berbagai bidang - beberapa yang lebih dikenal di antaranya adalah standar internasional tentang kecukupan modal, Prinsip Inti untuk Pengawasan Perbankan yang Efektif dan Concordat pada pengawasan perbankan lintas batas.  Sekretariat Komite terletak di Bank for International Settlements (BIS) di Basel, Swiss. Bank for International Settlements (BIS) menyelenggarakan dan mendukung sejumlah lembaga internasional yang terlibat dalam pengaturan standar dan stabilitas keuangan, salah satunya adalah BCBS. Namun seperti komite lain, BCBS memiliki pengaturan tata kelolanya sendiri, garis pelaporan dan agenda, dipandu oleh gubernur bank sentral dari Kelompok Sepuluh negara.
Tujuan BCBS adalah mendorong konvergensi menuju pendekatan dan standar umum. Komite bukanlah organisasi multilateral klasik, sebagian karena tidak memiliki perjanjian pendirian. BCBS tidak menerbitkan peraturan yang mengikat; melainkan berfungsi sebagai forum informal di mana solusi dan standar kebijakan dikembangkan.
Komite Basel merumuskan standar pengawasan yang luas dan pedoman dan merekomendasikan pernyataan praktik terbaik dalam pengawasan perbankan dengan harapan bahwa otoritas anggota dan otoritas negara lain akan mengambil langkah untuk menerapkannya melalui sistem nasional mereka sendiri
Komite dibagi ke dalam kelompok-kelompok, yang masing-masing memiliki satuan tugas khusus untuk menangani isu-isu spesifik:
Grup Implementasi Standar (SIG)

   1. Subkelompok Risiko Operasional - membahas masalah yang terkait dengan Pendekatan Pengukuran Tingkat Lanjut untuk Risiko Operasional
    2. Task Force on Colleges - mengembangkan panduan tentang kerja Komite Basel pada perguruan tinggi pengawas
    3. Task Force on Remuneration - mempromosikan penerapan praktik-praktik remunerasi yang baik
    4. Prosedur Pemantauan Standar Task Force - mengembangkan prosedur untuk mencapai efektivitas dan konsistensi yang lebih besar dalam pemantauan dan implementasi standar

Grup Pengembangan Kebijakan (PDG)

    1. Grup Manajemen Risiko dan Pemodelan - titik kontak dengan industri pada kemajuan terbaru dalam pengukuran dan manajemen risiko
    2. Satuan Tugas Penelitian - memfasilitasi para ekonom dari lembaga anggota untuk membahas penelitian tentang stabilitas keuangan dengan berkonsultasi dengan sektor akademik
    3. Trading Book Group - mengulas bagaimana risiko dalam trading book harus ditangkap oleh regulatory capital
   4. Working Group on Liquidity - bekerja berdasarkan standar global untuk manajemen dan regulasi risiko likuiditas
    5. Definisi Sub kelompok Modal - meninjau instrumen modal yang memenuhi syarat
    6. Grup Pemantauan Modal - mengkoordinasi keahlian pengawas nasional dalam memantau persyaratan modal
   7. Kelompok Resolusi Bank Lintas Perbatasan - membandingkan kebijakan nasional, kerangka hukum dan alokasi tanggung jawab untuk penyelesaian bank dengan operasi lintas batas yang signifikan

ANALISIS PERBANDINGAN
perbedaaan dari ketiga framework ini yaitu berbeda di bagian ruang lingkupnya saja, untuk Coso yaitu membangun kontrol yang baik sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan mereka dengan mengurangi resiko-resiko yang ada.
untuk TickIT sendiri yaitu untuk meningkatkan dan mengatur perilaku auditor yang bekerja di sektor teknologi informasi melalui pelatihan. sedangkan BCBS (Basel Committee on Banking Supervision)  untuk bekerja sama dalam melakukan pengawasan, kontrol serta pemantauan perbankan.

Contoh Kasus
Dalam kecurangan audit pada COSO
Kasus Audit Kas/Teller
Laporan Fiktif Kas di Bank BRI Unit TapungRaya

Kepala Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Tapung Raya, Masril (40) ditahan polisi. Ia terbukti melakukan transfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa dokumen laporan keuangan. Perbuatan tersangka diketahui oleh tim penilik/pemeriksa dan pengawas dari BRI Cabang Bangkinang pada hari Rabu 23 Februari 2011 Tommy saat melakukan pemeriksaan di BRI Unit Tapung. Tim ini menemukan kejanggalan dari hasil pemeriksaan antara jumlah saldo neraca dengan kas tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan cermat, diketahu iadanya transaksi gantung yaitu adanya pembukuan setoran kas Rp 1,6 miliar yang berasal BRIUnit Pasir Pengaraian II ke BRI Unit Tapung pada tanggal 14 Februari 2011 yang dilakukanMasril, namun tidak disertai dengan pengiriman fisik uangnya.Kapolres Kampar AKBP MZ Muttaqien yang dikonfirmasi mengatakan, Kepala BRI Tapung Raya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel Mapolres Kampar karenamentransfer uang Rp1,6 miliar dan merekayasa laporan pembukuan.Kasus ini dilaporkan oleh Sudarman (Kepala BRI Cabang Bangkinang dan Rustian
Martha pegawai BRI Cabang Bangkinang. “Masril telah melakukan tindak pidana membuat atau menyebabkan adanya pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan maupun dalam dokumen laporan kegiatan usaha, laporan transaksi atau rekening Bank (TP Perbankan). Tersangka dijeratpasal yang disangkakan yakni pasal 49 ayat (1) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atasUU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan dangan ancaman hukuman 10 tahun,” kata Kapolres.
 Polres Kampar telah melakukan penyitaan sejumlah barang bukti dokumen BRI serta melakukan koordinasi dengan instansi terkait, memeriksa dan menahan tersangka dan 6 orang saksi telah diperiksa dan meminta keterangan ahli.

Analisis
yaitu :  
    Skills Kemampuan yang diberikan harus sesuai dengan bidang kerja yang ia lakukan.Kemudian kemampuan tersebut dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkankontribusi karyawan pada perusahaan.Perusahaan melakukan pelatihan pendidikan secara periodik kepada karyawan sesuaidengan perkembangan teknologi yang berkembang.
Pembinaan ini sangatlah penting karena setiap karyawan memiliki kepribadian yangberbeda jadi attitude ini harus ditekankan kepada karyawan. Dalam hal ini karyawandiharapkan dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga dapat memperkecil resikoterjadinya penyimpangan dari karyawan itu sendiri.
2 Prosedur Otoritas Yang Wajar
         a) Harus ada batas transaksi untuk masing-masing teller dan head teller. 
         b) Penyimpanan uang dalam khasanah harus menggunakan pengawasan ganda.
         c) Teller secara pribadi tidak diperkenankan menerima kuasa dalam bentuk apapundari nasabah untuk melaksanakan transaksi atas nasabah tersebut.
         d) Teller secara pribadi dilarang menerima titipan barang atau dokumen pentingmilik nasabah.

3.Dokumen dan catatan yang cukup 
a. Setiap setoran/penarikan tunai harus dihitung dan dicocokan dengan buktisetoran/ penarikan. Setiap bukti setorann   penarikan harus diberi cap identifikasiteller yang memproses.

b. Setiap transaksi harus dibukukan secara baik dan dilengkapi dengan buktipendukung seperti Daftar Mutasi Kas,
Cash Register (daftar persediaan uangtunai berdasarkan kopurs/masing-masing pecahan) 


4.Kontrol fisik atas uang tunai dan catatan
   a.  Head teller harus memeriksa saldo kas, apakah sesuai dengan yang dilaporkanoleh teller.
    b.  Head teller harus menghitung saldo uang tunai pada box teller sebelum teller yangbersangkutan cuti atau seteleh 
teller tersebut absen tanpa pemberitahuan. 
    c. Setiap selisih harus diindentifikasi, dilaporkan kepada head teller dan pemimpincabang, diinvestigasi dan dikoreksi.
    d. Selisih uang tunai yang ada pada teller ataupun dalam khasanah harus dibuatkanberita acara selisih kas.
   e. Area teller/ counter/khasanah adalah area terbatas dalam arti selain petugas ataupejabat yang berwenang, tidak diperbolehkan masuk.
  f. Teller dilarang membawa tas, makanan, ataupun perlengkapan pribadi ke counterarea.
5. Pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang independen
           a. Setiap hari Unit Kontrol Intern harus memeriksa transaksi-transaksi yang berasaldari unit kas.
           b. Secara periodik saldo fisik harus diperiksa oleh SKAI.
           c.  Pemimpin Cabang melakukan pemeriksaan kas dadakan

 Sumber : 
      https://www.bis.org/bcbs/    diakses  (03/12/2018)  jam 11:30








Tidak ada komentar:

Posting Komentar