MAKALAH
TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
....................................................................................
i
Daftar Isi
.............................................................................................
ii
Bab I Pendahuluan
..............................................................................
1
1.1 Latar
Belakang .................................................................... 1
1.2 Tujuan
.................................................................................
1
Bab II Pembahasan
............................................................................. 2
2.1 Landasan Teori ...................................................................
2
2.2 Adat atau Kebudayaan
........................................................ 3
2.3 Unsur – unsur Kebudayaan
................................................. 3
2.4 Nilai Budaya .......................................................................
6
2.5 Tradisi Pernikahan
.............................................................. 7
2.6 Kaitan Dengan Cinta Kasih
...............................................
9
2.7 Wawancara
......................................................................... 10
Bab III Kesimpulan dan
Saran ........................................................... 12
3.1 Kesimpulan ........................................................................
12
3.2 Saran ...................................................................................
12
Daftar Pustaka .....................................................................................
13
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala
rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Ilmu Budaya Dasar”. Ata dukungan moral dan materil yang
diberikan sehingga kami dapat meyusunnya dengan baik.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menambah lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami
sagat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Jakarta,
15 April 2016
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki
keanekaragaman budaya. Kebudayaan merupakanhasil cipta, rasa, karsa manusia
yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa indonesia. Begitu banyak macam – macam
kebudayaan sosial, politik,organisasi, dan budaya masyarakat. Termasuk dalam
hal ini adat dan kebudayaan masyarakat
sunda.
Kebudayaancultuur (bahasa
Belanda), culture (bahasa inggris), berasal dari perkataan latin
“colere” yang berarti mengolah, mengerjakan menyuburkan dan mengembangkan,
terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti
culture sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengubah dan mengolah
alam.
Adat adalah aneka
kelaziman dalan suatu negeri yang mengikuti pasang naik dan pasang surut
situasi masyarakat. Sedangkan kebudayan adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi, dan budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk agama,
adat istiadat, bahasa, pakaian,
bangunan, dan karya seni.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
kata budaya memiliki arti pikiran akal budi, sedangkan kebudayaan yaitu: hasil
kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat.
Mengenai definisi kebudayaan, banyak
sarjana-sarjana ilmu sosial yang menerangkan tentang kebudayaan yang
dikemukakan oleh dua orang sarjana Antropologi yaitu: A.L.Kroeber dan C.
Cluchon yang pernah mengumpulkan sebanyak mungkin tentang definisi faham
kebudayaan yang termaktub dalam banyak buku dan yang berasal dari banyak
pengarang dan sarjana. Clukchon dan Wh Kelly mencoba merumuskan definisi
tentang kebudayaan sebagai hasil Tanya jawab dengan para ahli antropologi,
sejarah, hukum, psikologi yang implisit, eksplisit, rasional, irasional yang
terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman yang potensial bagi tingkah laku
manusia.
Pada dasarnya kebudayaan suatu bangsa tidak
terlepas dari peranan setiap suku yang menjadikan suatu budaya itu berkembang.
Bahkan, kondisi suatu masyarakat yang menciptakan kebudayaan itu banyak
dipengaruhi oleh kultur daerah tersebut. Begitu pula kebudayaan suku Sunda yang
kaya akan keanekaragamannya banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan di
tataran sunda.
1.2 Tujuan
1. Sebagai
pembelajaran kami tentang kebudayaan indonesia khususnya budaya sunda.
2. Dapat
memahami bagaimana sistem kebudayaan sunda.
3. Mengetahui
prosesi pernikahan menggunakan adat sunda.
4. Memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar (Softskill)
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
·
Menurut
Koentjaraningrat kebudayaan secara umum terdapat dalam buku yang berjudul
Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan karya Koentjaraningrat (2000), dalam buku
tersebut disebutkan bahwa kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu
Buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi dan mempunyai arti “budi”
atau “akal”. Dari asal katanya tersebut, dapat diartikan bahwa kebudayaan
adalah segala sesuatu yang bersangkutan dengan budi dan akal. ,
Koentjaraningrat berpendapat tentang definisi dari kebudayaan, yaitu:
“Kebudayaan adalah keseluruhan
gagasan dan karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta
keseluruhan dari hasil budi dan karyanya itu” (2000: 9).
Dari pendapat Koentjaraningrat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan merupakan hasil karya dari pemikiran manusia yang berguna untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya dan merupakan cara manusia untuk berhubungan dengan masyarakat di sekitarnya. Kemampuan manusia dalam beradaptasi dengan lingkungannya untuk bisa bertahan hidup tersebut, diperoleh dengan cara pembelajaran.
·
Menurut MacIver
yang dikutip oleh Soekanto (1990) dalam buku yang berjudul Sosiologi Suatu
Pengantar.
“Kebudayaan merupakan ekspresi jiwa yang terwujud
dalam cara-cara hidup dan berpikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama,
rekreasi, dan hiburan” (1990: 304).
Dengan kata lain konsep kebudayaan mencakup semua yang diperoleh dan dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat, kebudayaan itu mencakup cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan sangat berguna bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan manusia dengan manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan dan pikiran manusia.
Dengan kata lain konsep kebudayaan mencakup semua yang diperoleh dan dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat, kebudayaan itu mencakup cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan sangat berguna bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan manusia dengan manusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan dan pikiran manusia.
·
|
2.2 Adat
atau Kebudayaan
Adat Istiadat adalah tata kelakuan
yang kekal dan turun-temurun dari generasi satu ke generasi lain sebagai
warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat Pada umumnya
menyangkut tentang unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara
keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian
dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan,
pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung. Adat istiadat semacam ini sangat tergantung pada situasi sosial
ekonomi masyarakat. Bila sedang panen baik biasanya
megah meriah, begitu pula bila keadaan sebaliknya.
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan,
kelembagaan, dan hukum adat yang
lazim dilakukan di suatu daerah.Suku Sunda adalah kelompok etnis
yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia, dari Ujung Kulon di ujung
barat pulau Jawa hingga sekitar Brebes (mencakup wilayah administrasi propinsi
Jawa Barat, Banten, sebagian DKI Jakarta, dan sebagian Jawa Tengah. Jawa Barat
merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.
Secara antropologi budaya dapat
dikatakan, bahwa yag disebut suku sunda ialah orang_orang yang secara
turun temurun menggunakan bahasa ibu bahasa sunda serta dialeknya dalam
kehidupan sehari_hari, dan berasal serta bertempat tinggal di daerah jawa
barat, daerah yang sering disebut tanah Pasundan atau Tatar Sunda. Dalam
hubungannya dengan kehalusan bahasa sering dikemukakan, bahwa bahasa Sunda yang
murni dan yang halus ada didaerah Priangan, seperti di daerah kabupaten Ciamis,
Tasik Malaya, Garut, Bandung, Sumedang, Sukabumi dan Cianjur. Sedangkan bahasa
Sunda yang dianggap agak kurang halus adalAh bahasa Sunda di dekat pantai
utara, misalnya di daerah Banten, Krawang, Bogor dan Cirebon.
2.3 UNSUR UNSUR KEBUDAYAAN
·
Sistem Kepercayaan
Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya
sebagian kecil yang tidak beragama Islam, diantaranya orang-orang Baduy yang
tinggal di Banten Tetapi juga ada yang beragama Katolik, Kristen, Hindu, Budha.
Praktek-praktek Sinkretis medan mistik masih dilakukan. Pada dasarnya seluruh
kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan alam
semesta.Keseimbangan magis dipertahankan dengan upacara-upacara adat.
·
Mata Pencaharian
Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan
tidak suka merantau atau hidup berpisah dengan orang-orang sekerabatnya.
Kebutuhan orang Sunda terutama adalah hal meningkatkan taraf hidup. Menurut
data dari BAPPENAS (kliping Desember 1993) di Jawa Barat terdapat 75% desa
miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat disebabkan oleh kelangkaan sumber daya
manusia. Maka yang dibutuhkan adalah pengembangan sumber daya manusia yang
berupa pendidikan, pembinaan, dll.
Mata
pencaharian pokok masyarakat jawa barat adalah:
1. Bidang Perkebunan : Teh, Kelapa
sawit, Karet, dan Kina.
2.
|
3. Bidang Perikanan : Tambak Udang, dan
Perikanan Ikan Payau.
Selain bertani, berkebun dan
mengelolo perikanan ada juga yang bermata pencaharian sebagai Pedagang,
Pengrajin, Peternak dan Nelayan.
·
Pakaian Adat
Suku sunda mempunyai pakaian adat/tradisional yang
sangat terkenal, yaitu kebaya. Kebaya merupakan pakaian khas Jawa Barat yang
sangat terkenal, sehingga kini kebaya bukan hanya menjadi pakaian khas sunda
saja tetapi sudah menjadi pakaian adat nasional. Itu merupakan suatu bukti
bahwa kebudayaan daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
·
Kesenian
A. Wayang Golek
Wayang Golek
merupakan kesenian tradisional dari Jawa Barat yaitu kesenian yang menapilkan
dan membawakan alur sebuah cerita yang bersejarah. Wayang Golek ini menampilkan
golek yaitu semacam boneka yang terbuat dari kayu yang memerankan tokoh
tertentu dalam cerita pawayangan serta dimainkan oleh seorang Dalang dan
diiringi oleh nyanyian serta iringan musik tradisional Jawa Barat yang disebut dengan
degung.
B. Jaipong
Jaipong
merupakan tarian tradisional dari Jawa Barat, yang biasanya menampilkan penari
dengan menggunakan pakaian khas Jawa Barat yang disebut kebaya, serta diiringi
musik tradisional Jawa Bart yang disebut Musik Jaipong. Jaipong ini
biasanya dimainkan oleh satu orang atau sekelompok penari yang menarikan
berakan – gerakan khas tari jaipong.
C. Degung
Degung
merupakan sebuah kesenian sunda yang biasany dimainkan pada acara hajatan.
Kesenian degung ini digunakan sebagai musik pengiring/pengantar. Degung
ini merupakan gabungan dari peralatan musik khas Jawa Barat yaitu, gendang,
goong, kempul, saron, bonang, kacapi, suling, rebab, dan sebagainya.
D. Rampak Gendang
Rampak
Gendang merupakan kesenian yang berasal dari Jawa Barat. Rampak Gendang ini
adalah pemainan menabuh gendang secara bersama-sama dengan menggunakan irama
tertentu serta menggunakan cara-cara tertentu untuk melakukannya, pada umumnya
dimainkan oleh lebih dari empat orang yang telah mempunyai keahlian khusus
dalam menabuh gendang. Biasanya rampak gendang ini diadakan pada acara pesta
atau pada acara ritual.
E. Calung
Di daerah
Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Calung, calung ini adalah kesenian
yang dibawakan dengan cara memukul/mengetuk bambu yang telah dipotong dan
dibentuk sedemikian rupa dengan pemukul/pentungan kecil sehingga menghasilkan
nada-nada yang khas. Biasanya calung ini ditampilkan dengan dibawakan oleh
5 orang atau lebih.
F. Pencak Silat
Pencak silat
merupakan kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yang kini sudah menjadi
kesenian Nasional. Pada awalnya pencak Silat ini merupakan tarian yang
menggunakan gerakan tertentu yang gerakannya itu mirip dengan gerakan bela
diri. Pada umumnya pencak silat ini dibawakan oleh dua orang atau lebih, dengan
memakai pakaian yang serba hitam, menggunakan ikat pinggang dari bahan kain
yang diikatkan dipinggang, serta memakai ikat kepala dari bahan kain yang orang
sunda menyebutnya Iket. Pada umumnya kesenian pencaksilat ini ditampilkan
dengan diiringi oleh musik yang disebut gendang penca, yaitu musik pengiring
yang alat musiknya menggunakan gendang dan terompet.
|
Sisingaan
merupakan kesenian yang berasal dari daerah Subang Jawa barat. Kesenian ini
ditampilkan dengan cara menggotong patung yang berbentuk seperti singa yang
ditunggangi oleh anak kecil dan digotong oleh empat orang serta diiringi oleh
tabuhan gendang dan terompet. Kesenian ini biasanya ditampilkan pada acara
peringatan hari-hari bersejarah.
H. Kuda Lumping
Kuda Lumping
merupakan kesenian yang beda dari yang lain, karena dimainkan dengan cara
mengundang roh halus sehingga orang yang akan memainkannya seperti kesurupan. Kesenian
ini merupakan kesenian yang dalam memainkannya membutuhkan keahlian yang sangat
husus, karena merupakan kesenian yang cukup berbahaya.
I. Bajidoran
Bajidoran
merupakan sebuah kesenian yang dalam memainkannya hampir sama dengan permainan
musik modern, cuma lagu yang dialunkan merupakan lagu tradisional atau lagu
daerah Jawa Barat serta alat-alat musik yang digunakannya adalah alat-alat
musik tradisional Jawa Barat seperti Gendang, Goong, Saron, Bonang, Kacapi,
Rebab, Jenglong serta Terompet. Bajidoran ini biasanya ditampilkan dalam
sebuah panggung dalam acara pementasan atau acara pesta.
J. Cianjuran
Cianjuran
merupakan kesenian khas Jawa Barat. Kesenian ini menampilkan nyanyian yang
dibawakan oleh seorang penyanyi, lagu yang dibawakannya pun merupakan lagu khas
Jawa Barat. Masyarakat Jawa Barat memberikan nama lain untuk nyanyian Cianjuran
ini yaitu Mamaos yang artinya bernyanyi.
K. Kacapi Suling
Kacapi
suling adalah kesenian yang berasal dari daerah Jawa Barat, yaitu permainan
alat musik tradisional yang hanya menggunakan Kacapi dan Suling. Kacapi suling
ini biasanya digunakan untuk mengiringi nyanyian sunda yang pada umumnya
nyanyian atau lagunya dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, yang dalam bahasa
sunda disebut Sinden.
L. Reog
Di daerah
Jawa Barat terdapat kesenian yang disebut Reog, kesenian ini pada umumnya
ditampilkan dengan bodoran, serta diiringi dengan musik tradisional yang
disebut Calung. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang yang
mempunyai bakat melawak dan berbakat seni. Kesenian ini ditampilkan dengan
membawakan sebuah alur cerita yang kebanyakan cerita yang dibawakan adalah
cerita lucu atau lelucon.
·
Ritual Khas Jawa Barat
Pelabuhan
Ratu, itulah nama pantai yang terletak kurang lebih 60 km arah selatan Kota
Sukabumi ini. Pantai ini merupakan salah satu obyek wisata kebanggaan
Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Obyek wisata ini cukup terkenal
berkat panorama alamnya yang indah, udaranya yang sejuk, dan hamparan pasirnya
yang luas.Di samping keindahan alamnya, Pantai Pelabuhan Ratu juga terkenal
dengan pesta laut, yaitu melarungkan kepala kerbau dan sesaji lainnya ke tengah
laut. Tradisi ini diselenggarakan oleh para nelayan setempat setiap tanggal 5
April setahun sekali. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan
atas anugerah yang telah diberikan berupa hasil tangkapan ikan. Acara pesta
laut ini biasanya disertai pula dengan berbagai kegiatan seperti bakti sosial,
lomba-lomba, dan pementasan hiburan (wayang, dangdut, drumband, tari-tarian,
dan lain-lain). Tradisi ini berlangsung selama 2 hari satu malam. Untuk
mengikuti acara tersebut tidak dipungut biaya.
·
|
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat
parental, garis keturunan ditarik dari pihak ayah dan ibu bersama.Dalam
keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan
kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat
istiadat suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-istilah
untuk menunjukkan hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang
berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu Anak, Incu (cucu), buyut
(piut), bao, canggahwareng atau Janggawareng, Udeg-Udeg,Kaitsiwur atau Gantungsiwur
Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan horizontal seperti anak
paman, bibi, atau Uwak, anak saudara kakek atau nenek, anak saudara piut.
Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan langsung serta vertikal
seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan seterusnya. Dalam
bahasa Sunda dikenal pula kosa kata sajarah dan (salsilah, silsilah) yang
maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah dan silsilah dalam bahasa
Indonesia. Makna sajarah adalah susun galur/garis keturunan.
·
Bahasa
Bahasa Sunda
mengenal adanya tingkatan dalam Bahasa yang disebut Unda-Usuk yaitu tata cara
berbahasa untuk mebedakan golongan usia dan status social.
1. Bahasa Sunda Lemas (halus) yang
digunakan untuk berbicara kepada orang tua, orang yang dituakan atau yang
disegani.
2.
Bahasa Sunda
Sedang yang digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status
sosialnya.
3. Bahasa Sunda Kasar yang digunakan
oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih
rendah.
Dalam Bahasa
Sunda terdapat pengejan huruf vocal E yang berbeda sesuai dengan tanda
baca.Contoh :e, è dan eu.
·
Ilmu
Pengetahuan
Dalam era
globalisasi saat ini kemajuan teknologi sangatlah bagus, hal itu tantu sangat
membantu untuk meberikan fasilitas yang cukup memadai dalam pengetahuan
dan informasi memudahkan masyarakat untukmemilih intitusi atau lembaga
pendidikan yang akan mereka masuki dalam berbagai jenjang dari mulai tingkat
Sekolah Dasar bahkan hingga tingkat Perguruan Tinggi. Pada saat ini disetiap ibukota
kabupaten telah tersedia Universitas-universitas, Fakultas-fakultas dan
Cabang-cabang Universitas, seperti ITB, UPI, UNPAD yang ada di Bandung.
·
Teknologi
Seiring
dengan berkembangnya zaman, kini hasil-hasil pengembangan teknologi sangat
membantu masyarakat sunda dalam kegiatannya sehari-hari serta mudah untuk
didapat.Seperti alat-alat yang digunakan untuk pertanian yang pada zaman dulu
masih trdisional, kini terlah berubah mengunakan alat-alat yang modern serta
canggih seperti traktor untuk membajak sawah, penggilingan padi. Selain itu
juga sudah terdapat alat komunikasi dan barang elektronik yang modern, canggih
serta mutakhir. Sehingga memudahkan dalam pemasaran produk-produk yang
dihasilkan.
2.4Nilai
dan budaya
|
Meniliki
nilai budaya yang tinggi, budaya Sunda dicirikan dengan telah dikenalnya budaya
tulis semenjak zaman dahulu. Pesan-pesan para leluhur Sunda tersebut menunjukkan
bahwa makna yang dimiliki dari budaya Sunda tergolong kedalam makna nilai yang
tinggi dan strategis serta sangat dihormati oleh masyarakatnya. Pesan moral
yang awalnya terbatas hanya untuk masyarakat kerajaan Sunda ternyata memiliki
nilai yang bersifat universal yang dapat juga dijadikan panutan oleh masyarakat
di luar etnis Sunda agar kita selalu bersikap baik memperlakukan alam. Karena
secara nurani setiap komunitas makhluk hidup termasuk manusia, siapa dan
seberapapun kecilnya selalu membutuhkan tatanan kehidupan yang seimbang,
selaras dan harmonis.
Ø Nilai Religius
Dalam perjalanannya nilai-nilai
tradisi dan religius masyarakat Sunda terus mengalami proses perkembangan
sesuai dengan perubahan zaman. Agama Islam yang merupakan agama mayoritas masyarakat
Sunda saat ini. Dalam aplikasinya, perkembangan keagamaan seperti yang terjadi
pada masyarakat Sunda sebenarnya merupakan proses perkembangan dari mitos-mitos
masyarakat yang pada intinya selalu mencari bentuk hubungan yang seimbang
antara keberadaan manusia dengan lingkungan alamnya.
2.5 Tradisi
Pernikahan
·
Pra
Pernikahan
1. Neundeun
Omong
Bila seorang pria atau orang tua
dari pria bermaksud untuk mempersunting seorang gadis, maka gadis itu
akandiselidiki lebih dulu keadaannya, apakah ia masih bebas atau belum ada yang
meminang.Apabila ternyata si gadis belum ada yang memiliki atau tanda.
- tanda setuju, maka pembicaraan akan
meningkat terus (serius). Setelah ada persetujuan antara dua belah pihakorang
tua barulah anak.
- anak yang bersangkutan (pria dan
gadis) diberi tahu. Hal ini dilakukan karena pada zaman dahulu pernikahan
dilangsungkan atas kehendak orang tua, sehingga tidak sedikit terjadi
pernikahan dimana kedua mempelai sebelumnya tidak saling mengenal.
2.
Narosan(melamar)
Narosanadalah tindak lanjut daripada
neundeun omong, pada kunjungan kedua yang telah ditentukan dan disepakati oleh
kedua pihak. Maka orang tua calon pengantin pria beserta keluarga terdekat.
Pada pelaksanaannya orang tua anak laki-laki biasanya sambil membawa barang - barang.
3. Seserahan
.
Upacara ini biasa dilaksanakan
sehari sebelum acara resepsi pernikahan dilaksanakan, upacara
inidiselenggarakan di kediaman calon pengantin perempuan. Upacara ini
dilaksanakan sebagai simbol lepasnya tanggung jawab kedua orang tua
calonpengantin.
5.
NgarasUpacara
Ngarasartinya membasuh kedua telapak
kaki orang tua sebagai tanda berbakti kepada orang tua. Pelaksanaan upacara ini
dilaksanakan setelah upacara ngecagkeun aisan.
6. Siraman
Upacara siraman, artinya memandikan
calon pengantin perempuan dengan air yang telah dicampur dengan air bunga tujuh
rupa (7 macam bunga wangi). Maksud dari upacara
iraman adalah sebagai simbol bahwa
untuk menuju sebuah mahligai rumah tangga yang
suci harus pula diawali dengan tubuh
serta niat yang suci pula.
7. Ngerik
Setelah melaksanakan upacara siraman
rangkaian upacara selanjutnya yaitu, ngerik ataungeningan. Yaitu mengerik
bulu-bulu yang berada di sekitar wajah supaya hasil riasannya baik.
8. Ngeuyeuk
Seureuh
14Prosesi ngeuyeuk seureuhini
dilakukan setelah prosesi ngerik di lakukan adapun maksud dan tujuan ngeuyeuk
seureuh, yaitu:
•Memberikan kesempatan kepada calon
mempelai untuk meminta izin kepada orang tua masing-masing, disertai do’a restu
dari orang tua kepada putra-putrinya dengan disaksikan oleh sanak Saudaranya
dan dilakukan dengan sehidmat-hidamatnya.
•Setelah itu kedua orang tua
memberikan nasihat kepada calon mempelai melalui benda-benda yang terdapat pada
alat-alat yang ada atau alat-alat ngeuyeuk seureuh.Acara nyeuyeukseureuhbiasanya
dihadiri oleh kedua calon pengantin beserta dengan keluarganya, yang
dilaksanakan pada malam hari sebelum acara akad nikah(Thomas Wiyasa Bratawidjadja,
Upacara Pernikahan Adat Sunda, 2002).
·
Upacara
Pernikahan Adat Sunda (akad)
1.
Penjemputan calon pengantin pria
Penjemputan calon pengantin pria
dilakukan oleh utusan dari pihak calon pengantin wanita, setelah siap segala
sesuatunya untuk pelaksanaan akad nikah dan sesuai dengan waktu yangtelah
ditentukan, atau disepakati bersama maka pihak calon pengantin wanita mengirim
utusan untuk menjemput calon pengantin pria. 15Dan tugas ini sebaiknya tidak
dibebankan keapada seorang pemuda (anak muda) karena kurang berwibawa.
2.
Penyerahan calon pengantin pria
Yang mewakili pemasrahan calon
penganti pria biasanya diwakilkan kepada orang yang dituakan (ahli berpidato).
Dan Yang menerima dari perwakilan calon pengantin perempuan juga biasanya
diwakilkan.
3. Akad
nikah
4.
Menyerahkan mas kawin
5. Sungkeman
Acara selanjutnya adalah munjungan
oleh kedua pengantin kepada para petugas KUA, yang diteruskan dengan sembah
sungkem meminta do’a restu kepada orang tua pengantin wanita, lalu kepada orang
tua pengantin pria
·
Upacara
Pernikahan Adat Sunda (setelah akad)
1. Sawer Pengantin
Kata sawerberasal dari kata
panyaweran, yang dalam bahasa Sunda berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah
atau ujung genting bagian bawah. Mungkin kata sawer ini diambil dari tempat
berlangsungnya upacara adat tersebut yaitu panyaweran.
2.Nincak
endog(menginjak telur)
Mengandung simbol keperawanan dan
benih artinya agar pengantin perempuan bisa memberikan keturunan yang baik.
3. Meuleum harupat(membakar lidi)
Mengandung maksud bahwa dalam
memecahkan suatu permasalahan janganpunya sifat seperti harupatyang mudah patah
tetapi harus dengan pikiran yangbijaksana.Pelaksanaannyayaitu kedua mempelai
memegang harupatsaling berhadapan dan langsung mematahkannya.
4. Buka pintu
Diawali mengetuk pintu tiga kali.
Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah.
Setelah kalimat syahadat dibacakan pintu dibuka. Pengantin masuk menuju
pelaminan.
5. Huap lingkung
Setelah buka pintu dilaksanakan
kedua mempelai dipertemukan, dan dibawa ke kamar pengantin untuk melaksanakan
upacara huap lingkung. Perlengkapan yang harus disediakan seperti: bekakak
ayam,nasi kuning, dan lain-lain.
6. Melepaskan sepasang burung merpati
Upacara ini mengandung maksud bahwa
kedua mempelai akan mengarungidunia baru yaitu dunia rumah tangga.
7. Numbas
Upacara numbasbiasa dilaksanakan
satu minggu setelah akad nikah.Upacara numbasmengandung maksud untuk memberi
tahu kepada keluarga dan tetangga bahwa pengantin
perempuan “tidak mengecewakan“
pengantin laki-laki. Upacara numbas dilakukan dengan cara membagi-bagikan nasi
kuning.
2.7
Wawancara
Kami
: assalamualaikumwr. Wb,
siang nek. Nenek dibesarkan di daerah mana ?
Nenek : walaikumsalam.wr.wb
Nenek : di cimahi ,kabupaten bandung.
Kami : coba bisa diceritakan bagaimana
adat sunda dalam pernikahan?
Nenek : ada 8 tahapan dalam pernikahan adat sunda.
pertama, nendeunomong. Ini adalah pembicaraan dari pihak mempelai untuk melamar
gadis sunda.
Kami : selanjutnya apalagi?
Nenek : selanjutnya tahap kedua, lamaran dimana
pihak keluarga laki-laki membicarakan waktu dan hari yang tepat untuk
melangsungkan pernikahan.
Kami : abis lamaran langsung nikah
nek?
Nenek : tunggu sebentar ya nak,nenek
ambil cai dulu.
Kami :iya, Nek silahkan
Nenek :nenek lanjutin yah?
Kami : iya nek silahkan
Nenek : oke selanjutnya tahap ke 3,
tunangan disini pihak pria menyerahkan ikat pinggang warna pelangi atau polos
pada si gadis lalu, tahap ke empat, seserahan biasanya dilakukan 3-7 hari
sebelum pernikahan. Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, alat – alat
rumah tangga, makanan dll
Kelima,
tahap Ngeuyeukseureuh tapi jika ngeuyeukseureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan sesaat
sebelum akad nikah. Jika dilakukan maka ada 8 tahapan dalam ngeuyeukseureuh,
yaitu :
1. Dipimpin
Pengeuyeuk.
2. Pengeuyekmewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
3. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk
4. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
5. Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih saying dan giat bekerja.
2. Pengeuyekmewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.
3. Diiringi lagu kidung oleh Pangeuyeuk
4. Disawer beras, agar hidup sejahtera.
5. Dikeprak dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih saying dan giat bekerja.
6. Membuka kain putih penutup pengeuyeuk.
7. Membelah mayang jambe dan
buah pinang (oleh calon
pengantin pria).
8. Menumbukkan
alu kedalam lumping
Selanjutnya
tahap Keenam, tahap Membuat Lungkun.
Kedepalan,
tahapUpacarapernikahan, dalamtahappernikahanada 9 tahapan:
1. Penjemputan calon pengantin pria
2. Ngabageakeun
3. Akad nikah
4. Sungkeman,
5. Wejangan
6. Saweran
7. Meuleumharupat
9. MukaPanto
(buka
pintu)
Nenek : udah paham belum nak?
Kami : sudah ek, makasih ne atas pejelasannya
Nenek : sami-sami, semoga bermanfaat yah
Kami : iyah, terima kasih atas
waktunya ya nek. Assalamualaikum wr.wb.
Nenek : waalaikumsalam wr.wb.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
1.1 KESIMPULAN
Kebudayaan Indonesia sangat beragam, apalagi jika
kita pelajari semua nya kita bisa menemukan perbedaan yang sangat mencolok dari
setiap kebudayaan tersebut, baik dalam aspek sosial, kebudayaan dan
lain-lain. Kebudayaan sunda merupakan salah satu kebudayaan dari berbagai
kebudayaan yang ada di indonesia, dengan kita mempelajarinya kita bisa tau
bahwa kebudayaan itu telas ada jauh sebelum kita dilahirkan. Budaya sunda
memiliki ragam kesenian, adat istiadat, bahasa, dan lainnya yang perlu kita
jaga keasliannya. Dan juga kebudayaan sunda termasuk salah satu kebudayaan suku
bangsa di indonesia yang tartua.
1.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah bahwa
masyarakat sunda jangan sampai adat dan kebudayaan yang ada dihilangkan atau
dilupakan. Kita harus memahami tentang adat dan kebudayaan kita. Kita juga
harus memahami seberapa penting adat, dan budaya bagi kehidupan masyarakat,
guna tercapai hidup yang lebih baik, sebagaimana orang – orang sebelum kita
menjaga adat dan kebudayaannya, maka dari itu marilah kita sama – sama kita
menjaganya.
Selain itu kami juga menyarankan untuk menerapkan apa
yang baik dari makalah ini dan juga mengingatkan kami apa yang dianggap pembaca
kurang baik dari makalah ini. Makalah ini juga masih banyak memiliki
kekurangan, untuk itu kami menyarankan agar makalah ini bisa disempurnakan baik
dari cara penulisan maupun pda struktur pembahasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar