Sabtu, 02 Desember 2017

Metode pencarian Buta (Blind Search) dan metode pencarian Heuristik.


1. Metode pencarian buta (blind search).

     Pada metode pencarian buta (blindsearch)ada 2 metode yang umum digunakan,antara lain:

1.1 Breadth-first search (BFS) melakukan proses searching pada semua node yang berada pada level   atau hirarki yang sama terlebih dahulu sebelum melanjutkan proses searching pada node di level berikutnya.

contoh:

pada BFS teknik pencarian pesoalannya adalah dengan membuka node (titik) per levelnya.. sehingga pada persoalan diatas penyelesaian pada BFS adalah.
jadi urutan node yang di lalui pada pencarian BFS adalah. a,b,c,d,e,f,g,h


1.2 DFS (Depth-first Search) atau sering disebut juga pencarian mendalam

sesuai namanya pencarian mendalam, DFS tidak mencari solusi per level, namun mencari pada kedalaman sebelah kiri terlebih dahulu. masih menggunakan permasalahan di awal, pada DFS akan di dapatkan solusi seperti ini.

jadi solusi node yang di lalui pada DFS adalah a,b,e,h
dfs memiliki beberapa keuntungan,yaitu memori yang di gunakan tidak terlalu banyak karena tidak membuka semua node.


2. Metode Pencarian Heuristik.

  
2.1 Metode ini merupakan penggabungan antara depth-first search dengan pelacakan mundur (backtracking), yaitu bergerak kebelakang menuju pada suatu keadaan awal. Algoritma: 


  • Bangkitkan suatu kemungkinan solusi (membangkitkan suatu tititk tertentu atau lintasan tertentu dari keadaan awal). 
  • Uji untuk melihat apakah node tersebut benar-benar merupakan solusinya dengan cara membandingkan node terebut atau node akhir dari suatu lintasan yang dipilih dengan kumpulan tujuan yang diharapkan. 
  • Jika solusi ditemukan, keluar. Jika  tidak, ulangi kembali langkah pertama.
Contoh:
 “Travelling Salesman Problem (TSP)” Seorang salesman ingin mengunjungi n kota. Jarak antara tiap-tiap kota sudah diketahui. Kita ingin mengetahui ruter terpendek dimana setaip kota hanya boleh dikkunjungi tepat  1 kal i. Misalkan ada 4 kota dengan jarak antara tiap-tiap kota seperti gambar di bawah ini: 




Penyelesaian dengan metode Generate and Test







2.2 PENDAKIAN BUKIT (Hill Climbing)



   Metode ini hampir sama dengan metode pembangkitan dan pengujian, hanya saja proses pengujian dilakukan    dengan menggunakan fungsi heuristic. Pembangkitan keadaan berikutnya tergantung pada feedback dari  prosedur pengetesan. Tes yang berupa fungsi heuristic ini akan menunjukkan seberapa baiknya nilai terkaan  yang diambil terhadap keadaan-keadaan lainnyayang mungkin.

       Algoritma:
    1. Cari operator yang belum pernah digunakan; gunakan operator ini untuk mendapatkan keadaan yang baru.
    a) Kerjakan langkah-langkah berikut sampai solusinya ditemukan atau sampai tidak ada operator baru yang akan diaplikasikan pada keadaan sekarang : Cari operator yang belum digunakan; gunakan operator ini untuk mendapatkan keadaan yang baru.
    b) Evaluasi keadaan baru tersebut : – Jika keadaan baru merupakan tujuan, keluar – Jika bukan tujuan, namun nilainya lebih baik daripada keadaan sekarang, maka jadikan keadaan baru tersebut menjadi keadaan sekarang. – Jika keadaan baru tidak lebih baik daripada keadaan sekarang, maka lanjutkan iterasi.
    Contoh: TSP dengan Simple Hill Climbing Disini ruang keadaan berisi semua kemungkinan lintasan yang mungkin. Operator digunakan untuk menukar posisi kota-kota yang bersebelahan. Apabila ada n kota, dan kita ingin mencari kombinasi lintasan dengan menukar posisi urutan 2 kota, maka kita akan mendapatkan sebanyak n!/2!(n-2)!, atau sebanyak 6 kombinasi. Fungsi heuristic yang digunakan adalah panjang lintasan yang terjadi.
Teknik Pencarian Heuristik (Heuristic Search)




source : 

metode blind1
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2HTML/2007300192IFBab2/page10.html
Staffsite gunadarma
https://shabri-prayogi.blogspot.co.id/2013/08/teknik-pencarian-heuristik-heuristic.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar